28 November 2010
Tiada manusia yang lebih kuasa daripada Allah SWT. Dia-lah dzat penguasa alam semesta. Setiap peristiwa hidup tak lepas dari sekenario-Nya. Rizki, jodoh, dan umur milik-Nya. Yang bisa dilakukan manusia hanya berusaha (ikhtiar) dan berdoa, kemudian memasrahkan sepenuhnya pada Sang Pemilik kehidupan (tawakkal).
Begitu besar cintanya Tuhan kepada makhluk-Nya. Tangan kita masih bisa berkarya, mata masih bisa memandang, kaki yang hingga saat ini masih diizinkan berjalan di atas bumi, hingga nikmat hembusan nafas yang tak pernah terhitung. Segala pujian hanya pantas dihadiahkan untuk-Nya, ‘azza wa jalla.
Tuhan pasti mengabulkan setiap doa dari hamba; entah saat ini juga, nanti, esok, tahun depan, atau bahkan keturunan kita yang akan menerimanya. Dia tak akan pernah mengingkari janji-Nya yang telah tertuang dalam Al-Qur’an. Namun, yang sering terjadi adalah rasa putus asa ketika hati dituntut senantiasa sabar menghadapi masalah.
Tiada yang melebihi cinta Tuhan pada hamba-Nya. Bagaimanapun, Dia Maha Mengetahui bahwasannya hati manusia tak akan bisa membagi cinta. Pada akhirnya, kini manusia cenderung lupa akan Tuhannya saat diuji dengan cinta kepada makhluk. Bukankah cinta pada makhluk tidak seharusnya melebihi cinta pada Tuhannya?
Sungguh…hati telah lama melupakan-Nya. “Kullu syaiin min Allahi lahuu hikmatun.” Akhirnya, pasti akan ada masa di mana Dia memberikan makhluk-Nya untuk dicinta.
Tiada manusia yang lebih kuasa daripada Allah SWT. Dia-lah dzat penguasa alam semesta. Setiap peristiwa hidup tak lepas dari sekenario-Nya. Rizki, jodoh, dan umur milik-Nya. Yang bisa dilakukan manusia hanya berusaha (ikhtiar) dan berdoa, kemudian memasrahkan sepenuhnya pada Sang Pemilik kehidupan (tawakkal).
Begitu besar cintanya Tuhan kepada makhluk-Nya. Tangan kita masih bisa berkarya, mata masih bisa memandang, kaki yang hingga saat ini masih diizinkan berjalan di atas bumi, hingga nikmat hembusan nafas yang tak pernah terhitung. Segala pujian hanya pantas dihadiahkan untuk-Nya, ‘azza wa jalla.
Tuhan pasti mengabulkan setiap doa dari hamba; entah saat ini juga, nanti, esok, tahun depan, atau bahkan keturunan kita yang akan menerimanya. Dia tak akan pernah mengingkari janji-Nya yang telah tertuang dalam Al-Qur’an. Namun, yang sering terjadi adalah rasa putus asa ketika hati dituntut senantiasa sabar menghadapi masalah.
Tiada yang melebihi cinta Tuhan pada hamba-Nya. Bagaimanapun, Dia Maha Mengetahui bahwasannya hati manusia tak akan bisa membagi cinta. Pada akhirnya, kini manusia cenderung lupa akan Tuhannya saat diuji dengan cinta kepada makhluk. Bukankah cinta pada makhluk tidak seharusnya melebihi cinta pada Tuhannya?
Sungguh…hati telah lama melupakan-Nya. “Kullu syaiin min Allahi lahuu hikmatun.” Akhirnya, pasti akan ada masa di mana Dia memberikan makhluk-Nya untuk dicinta.