Malang, 31 Desember 2010
Detik-detik akhir menjelang pergantian tahun semakin terasa; mulai dari pemberitaan detik-detik pergantian tahun di televisi, tulisan-tulisan di media cetak, update status di facebook, hingga beberapa sms ucapan selamat tahun baru saling bergantian bertandang di inbox HP. Andai saja semua media tersebut tidak ada, mungkin konvoi di jalan hingga petasan dan kembang api tidak akan ‘meledakkan’ setiap penjuru negeri.
Tidak bisa dipungkiri, kecenderungan masyarakat Indonesia (bahkan penulis sendiri) banyak bergantung pada media. Dalam hal ini, peran media (spanduk, internet, TV, koran, SMS, dll) sangat besar dalam menentukan meriah atau tidaknya perayaan tahun baru. Bagaimana tidak, tempat yang biasanya digunakan untuk berkumpul pada malam pergantian tahun baru adalah tempat yang notabenenya sudah ‘diberitakan’ oleh salah satu media tersebut.
Namun, apa makna pergantian tahun 2011 secara personal? Bagi sebagian orang, perayaan ini adalah momentum yang tepat untuk memulai kehidupan baru. Dalam artian, mereka berlomba-lomba menanamkan harapan baru untuk lebih baik dari yang sebelumnya. Mereka sadar akan segala kegagalan dan kesalahan yang telah diperbuat selama ini. Oleh sebab itu, mereka merayakan tahun baru dengan muhasabah (koreksi diri) dan membuat rencana apa yang seharusnya dilakukan setahun kedepan.
Sebagian yang lain mungkin melihat pergantian tahun sebagai event yang harus dirayakan semeriah mungkin. Anggapan ini terlahir karena mereka merasa tidak mungkin bisa mengulang tahun-tahun sebelumnya, dan oleh karena itu ‘wajib’ untuk dirayakan. Mumpung setahun sekali, mungkin itulah alasan yang seringkali melatarbelakangi mereka manakala ikut konvoi hingga tengah malam, serta pesta kembang api dan petasan.
Kelompok yang terakhir adalah mereka yang easygoing saat pergantian tahun. Mereka tidak disibukkan dengan rencana akan ke mana dan dengan siapa merayakan pergantian tahun, namun tidak juga dibingungkan dengan rencana-rencana setahun kedepan. Mereka cenderung menjalani hidup dengan santai dan menikmati segala yang dilalui. Bagaimanapun, hal ini bukan berarti mereka sama sekali tidak mengindahkan pentingnya muhasabah dan merencakan sesuatu yang diinginkan.
---
Kini tiba saatnya, wajah baru 2011 hadir dengan segala harapan. Bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, pergantian tahun ini sudah barang tentu membawa harapan besar setelah sebelumnya Indonesia secara bertubi-tubi di’coba’ oleh Dzat Penguasa Alam; mulai dari banjir bandang di beberapa daerah hingga kegagalan Timnas Indonesia di ajang piala AFF. Semoga bangsa Indonesia mendapatkan hidayah dari-Nya, hingga pada saatnya nanti akan tercipta masyarakat madani. Amin.